Mengenal Negeri Ratu Balqis, Hadramaut, Yaman.
Mengenal Negeri Ratu Balqis, Yaman - Lain tempat lain budaya. Hal
itulah yang saya rasakan saat tinggal di negeri orang. Negeri yang dikenal dengan sebutan Negeri Ratu Balqis, Hadramaut, Yaman. Satu tahun tinggal di Mukalla yang merupakan ibukota Hadramut menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi saya dalam mengenal sedikit tentang negeri lembah Al Ahqaff yang termaktub dalam Al Qur’an. Negeri dimana Allah mengutus Nabi Hud dan Nabi Sholeh ‘Alaihima Salaam.
Hamparan tanah tandus dan dan gunung batu merupakan paranoma yang kerap menghiasi negeri
ini. Sangat jauh berbeda dengan Indonesia yang penuh dengan tanaman-tanaman
hijau yang begitu menyejukkan mata. Disini hanya ada pohon kurma dan beberapa tanaman liar. Kalau pun ada
pepohonan jenis lain harus ditanam ditanah khusus dan disiram setiap pagi dan petang.
Disini tak ada rumah beratap seperti di Indonesia. Mungkin karena disini jarang turun hujan. Selama setahun kami disini mungkin
hujan deras hanya turun beberapa kali, sisanya hanyalah hujan gerimis yang
hanya melembapkan permukaan tanah. Pada hal kami tinggal di kota Mukalla yang
dikelilingi oleh lautan.
Tempat tinggal disini lebih mirip seperti rumah susun. Sebuah
bangunan seperti balok bertingkat yang dihuni oleh 3 sampai 5 keluarga
tergantung berapa tingkat bengunan tersebut. Bagian teratas bangunan
yang dinamakan sutuh lebih sering digunakan untuk menjemur pakaian atau
menikmati indahnya rembulan di tengah malam. Disini juga kita masih sering
menemukan rumah yang dibangun dari tanah liat yang kadang berumur ratusan
tahun. Rumah tanah liat itu terlihat begitu sederhana namun kokoh.
![]() |
Masjid As-Siddiq, Fuwwah, Mukalla (2014) |
Daerah padang pasir sangatlah
identik dengan suhu udara yang ekstrim. Di saat musim panas AC dan kipas angin
merupakan sesuatu yang wajib dinyalakan siang malam. Mati lampu saat musim
panas menurut saya merupakan salah satu musibah terbesar yang kami rasakan. Dan
lebih apesnya lagi apabila mati lampu tersebut terjadi pada malam ujian. Terpaksa
lampu hp menjadi alternatif terakhir. Sedangkan pada musim dingin jaket tebal
dan pakaian yang berlapis-lapis adalah pilihan tepat untuk kami kenakan plus
kaus tangan dan kaki terutama di malam hari. Namun pada saat perpindahan
musim suhu udara akan menjadi normal
tidak jauh seperti di Indonesia.
Untuk tinggal disini ternyata
tidak sesulit yang dulu saya bayangkan. Disamping warga yaman yang ramah dan welcome dengan warga Indonesia, ternyata banyak juga orang Indonesia
yang tinggal disini. Untuk keperluan sehari sudah banyak tersedia di baggalah (toko-toko) terdekat mulai dari bahan-bahan makanan, sayur-mayur, sabun-sabun,
alat-alat masak dan perlengkapan lainnya bisa dengan mudah kita dapatkan.
Bahkan produk-produk Indonesia seperti mie indomie, kecap Indofood, sabun Daia,
sabun harmoni dan lain-lain masih banyak tersedia disini.
Hanya yang menjadi
masalah bagi saya pribadi dan sebagian teman-teman adalah tidak tersedianya
bumbu-bumbu khas Indonesia seperti serei, laos, kemiri dan biji pala. Bagi
temen-temen yang terbiasa memakai celana dalam juga akan kesulitan mencarinya
disini dan kalaupun ada harganya tentunya mahal. Apa karena suhu
disini begitu panas orang Arab tidak terlalu membutuhkannya? Biar terasa
lebih adem gitu hehe. Jadi saran saya, kalau bisa sebelum berangkat kesini
persiapkan beberapa lusin celana dalam untuk persiapan jangka panjang.
Roti khas Yaman |
Bangsa Arab adalah bangsa yang
menurut saya mudah bergaul, tidak begitu mempermasalahkan perbedaan suku bangsa
dan warna kulit. Semuanya diperlalukan sama. Karena itulah siapapun yang
tinggal disini akan merasa nyaman. Mereka juga mudah akrab meskipun dengan
orang yang baru saja bertemu. Jadi tidak ada istilah diskriminasi disini.
Itulah yang saya rasakan. Pakaian sehari-hari mereka sangatlah sederhana.
Laki-laki biasanya mengenakan baju hem sepasang dengan sarung khas Yaman. Kadang dilengkapi
dengan surban yang dililitkan dikepala.
Tidak jarang juga mereka memakai gamis terutama saat pergi ke masjid.
Perempuan dewasa disini dari A sampai Z, dari yang kaya sampai yang
pemulung, semuanya mengenakan baju abaya
hitam yang menutupi seluruh tubuh plus cadar sehingga yang terlihat hanyalah
kedua pasang mata yang tajam. Hanya batang hidung yang bisa membedakan antara
wanita Yaman asli dan wanita Indonesia pendatang. Jadi tidak ada perbedaan
antara si saya dan si miskin dari segi pakaian. Semuanya sama dan seragam.
Tidak ada yang dicampakan karena kemiskinan dan tidak ada diskriminasi karena
perbedaan nasib. Bahkan saya sendiri melihat orang yang terlihat tidak begitu waras
namun diperlakukan disini layaknya teman. Diajak bermain dan
nongkrong-nongkrong bersama layaknya anak-anak Arab lainnya.
![]() |
shawarma... mantap |
Di kota Mukalla yang kami
tinggali selama setahun ini, biasanya menjelang senja kerap sekali kita temukan
orang-orang Arab yang menjajakan dagangan berupa gorengan. Ada bermacam-macam
gorengan yang dijual, mulai dari sambosa (gorengan yang bentuknya segitiga diberi isi ), bakhomri (yang dalam bahasa Banjar dikenal dengan nama u’untuk), bathotis (kentang goreng
dengan bermacam-macam versi) , bagiyyah (gorengan yang terbuat dari tepung dan
kacang arab yang dihancurkan), shawarma
( roti isi daging dan sayur) dll.
Saya sangat ngefans sama shawarma yang dijual didepan sakan. Perpaduan sempurna antara daging bakar yang juicy, kentang goreng, saus dan mayonise bikin lidah kangen pengen ngunyah terus. Mungkin inilah salah satu yang akan saya rindukan kalau sudah pulang ke Indonesia. Ditambah moment dan suasana saat sore di sini. Saat selesai pelajaran, sambil menunggu waktu azan maghrib bisanya kami
mahasiswa Indonesia duduk-duduk nongkrong sambil menikmati gorengan yang di
jual di depan masjid As-Siddiq dekat kampus kami. Tidak jarang kami melihat
rombongan mahasiswi Indonesia yang juga ikut membeli bahkan memborong gorengan
yang dijual. Sampai-sampai kadang kami cuma dapat ‘ashobahnya (sisa) saja
hehee…
Itulah sedikit hal yang bisa saya ceritakan mengenai
Negeri Yaman melalui pengalaman yang saya dapatkan dari tinggal selama satu
tahun di kota Mukalla. Meskipun tentunya masih banyak hal yang terlewatkan.
Semoga lain kali bisa saya ceritakan kembali di postingan selanjutnya.
*****
Posting Komentar untuk "Mengenal Negeri Ratu Balqis, Hadramaut, Yaman."