Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keunikan Bahasa Arab “Serupa Namun Tak Sama”



           Tahukah anda dengan Imam Sibawaihi? Beliaulah pakar ilmu nahwu yang begitu terkenal di zamannya. Pimpinan para ulama Bashrah yang menjadi rujukan para ulama setelahnya dalam ilmu nawhu. Karena itulah, bagi siapa pun yang pernah belajar yang namanya ilmu nahwu pasti sedikit atau banyak tahu dengan  beliau. Bahkan kepiawaian Imam Sibawaihi dalam ilmu literatur Arab ini telah diakui oleh gurunya sendiri yaitu Imam Kholil, orang pertama yang menyusun dasar-dasar ilmu ‘Arudh (cara menyusun bait syi’ir). Tak heran jika nama beliau begitu melegenda hingga saat ini.

           Dan tahukah anda ternyata beliau bukanlah orang arab asli? Ya, beliau orang Persia. Namun kegigihan beliau dalam mendalami bahasa Arablah yang menjadikan keilmuan dan kefasihan beliau melebihi orang Arab tulen. Hal inilah yang terkadang segelintir atau secuil dari orang Arab yang meragukan keilmuan beliau. Kata salah seorang dari mereka dengan nada merendahkan“ Bagaimana mungkin orang Persia lebih alim melebihi kami orang Arab asli? Aku akan akan menemuinya untuk membuktikannya”.

           Akhirnya orang Arab tersebut memutuskan untuk mengunjungi langsung tempat kediaman Imam Sibawaihi. Dengan mengendarai ontanya dia pun meluncur menuju daerah pedalaman Persia. Hingga saatnya tiba, dia pun sampai ditempat yang dituju, yaitu rumah Imam Sibawahi yang sederhana. Lalu dia mengetuk pintu seraya mengucap salam. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki,dan ketika pintu dibukakan tampaklah seorang anak perempuan belia yang mungkin masih berumur 7 tahun. Dialah  putri Imam Sibawaihi yang sedang menjaga rumah karena sang ayah sedang pergi. Tanpa basa-basi orang Arab itupun langsung bertanya kepadanya “Aina Abuk?” (dimana ayahmu nak?) . lalu anak perempuan itupun menjawab dengan bahasa Arabnya yang begitu fasih :
فَاءَ إِلَى الْفَيَافِي لَيَفِيْءَ لَنَا بِفَيْئٍ فَإِذَا فَاءَ الْفَيْءُ يَفِيْءُ
Artinya : “ayah sedang pergi ke gurun pasir untuk mencari hewan buruan, ia baru pulang ketika matahari mulai tenggelam”.

             Setelah si orang Arab mendengar jawaban jawaban dari anak perempuan itu, ia pun tersentak kaget dan begitu kagum dengan ucapan sang anak. Saking kagumnya tak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulut. Diam seribu bahasa. Tak terlintas dalam benaknya seorang anak sekecil itu menggunakan bahasa arab begitu fasih yang bahkan tidak bisa difahami oleh kebanyakan orang-orang Arab Asli. Kosa kata yang dia gunakan adalah kosa kata orang Arab pedalaman asli (Badui) yang masih murni, berbeda dengan bahasa Arab di perkotaan yang sudah terkontaminasi dengan bahasa asing. Pengaruh dari banyaknya nonSArab yang masuk Islam dan tinggal bersama orang arab pribumi. Dalam hatinya orang Arab itu bergumam : “jika seperti ini kedalaman bahasa Arab putrinya,  lantas bagaimanakah dengan ayahnya”. Akhirnya orang Arab itu pulang setelah puas dan mengakui akan kehebatan Imam Sibawaihi.

*****
.
Kamus Hilyah karya Nur Hanifansyah S.Pdi
             Cerita diatas saya nukil dari Kitab Hilyah, kamus praktis dua Bahasa (Arab dan Inggris) yang disusun oleh teman baik sekaligus guru saya ketika saya masih mondok di DALWA, yaitu Nur Hanifansyah. Meskipun nama kita sama-sama “Hanif”,

saya berharap semoga bisa meniru beliau dan tidak kalah dengan “Hanif-Hanif” yang lainnya hehee. Alhamdulillah kamus kecil itu sudah berkali-kali dicetak dan kini sudah menjadi bestseller lhoo :). Nah, temen-temen yang belum punya saya sarankan untuk memilikinya karena kitabnya menarik dan sangat bermanfaat tentunya .

             Kembali ke “laptop” :) . Nah, dari cerita diatas kita menemukan  satu dari sekian keunikan bahasa Arab, yaitu satu kata yang sama atau terkesan sama namun memiliki makna yang berbeda, atau lebih singkatnya “serupa namun tak sama”. Seperti perkataan putri Imam Sibawaihi diatas terkesan sangatlah mirip. Semua kata bersumber dari kata فَيْئٌ  (masdar) namun artinya bermacam macam. Ada yang bermakna “pergi”,”mencari”,”hilang atau tenggelam”, “pulang” dan lain-lain. Untuk mengetahui makna-makna tersebut tentunya kita harus merujuk kepada kitab-kitab bahasa arab tebal yang asli seperti kitab “Lisaanul Arab”,”Munjid” dan yang lain. Bukan kamus Arab Indonesia yang lumrah di pasaran. Bahkan dalam  kitab Munawwir saya hanya menemukan dua arti dari kata فَاءَ yaitu kembali/pulang dan mengambil.

             Dari juga sini kita akan mengetahui akan betapa luasnya bahasa Arab dan betapa luarbiasanya Dzat yang menciptakan bahasa ini, maka tak heran kalau Al Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab dan bahasanya penghuni syurga pun adalah bahasa Arab. Disamping memiliki makna yang luas dan dalam, keindahan bahasanya juga tak tertandingi. Tentunya hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang diberikan futuh untuk memahami bahasa Arab, bukan orang yang bahasa arabnya pas-pasan dan masih belepotan seperti saya contohnya :D. Oleh karena itu ada yang mengatakan : “tidak ada yang betul-betul mengetahu bahasa Arab secara mutlak kecuali Dzat yang menciptakannya”. Tapi kita janganlah patah semangat untuk selalu mempelajari bahasa Arab karena banyak manfaat yang akan kita rasakan. Disamping karena sudah ada anjuran dari Rasulullah SAW. Jadi paling tidak pahalalah yang kita dapatkan.

" تعلموا العربية و علموها الناس "

Semoga bermanfaat, wabillaahittaufiiq :)

***(0_o)***

Posting Komentar untuk "Keunikan Bahasa Arab “Serupa Namun Tak Sama”"